Serial KH. Noer Alie - Pahlawan Nasional dari Tanah Betawi (Bagian VII) | Oleh Ali Anwar

Markas Pusat Hizbullah Sabilillah
 
Setelah beberapa hari di Karawang dan Bekasi, KH Noer Alie melakukan konsolidasi dengan sisa pasukannya yang tercerai-berai selama dua bulan. Hasilnya, pada Sepetember 1947 mereka mendirikan organisasi gerilya yang diberi nama Markas Pusat Hizbullah Sabilillah (MPHS) Jakarta Raya, di Tanjung Kerok, sebelah utara Cikampek.
 
Organisasi perjuangan yang terpisah dari Hizbullah-Sabilillah pusat itu dipimpin oleh KH Noer Alie sebagai Ketua Dewan Pimpinan Umum. Mahmud Ma’sum sebagai Wakil Ketua I, dan Marzuki sebagai Wakil Ketua II. Ahmad Jaelani As’ari sebagai Kepala Staf Komanda, dan Ahmad Muhajir sebagai Kepala Staf Perlengkapan. Sedangkan Subekih Salam sebagai Sekretaris dan Mustakim sebagai Bendahara.

Pasukan dibagi dalam empat Kompi. Kompi I dipimpin Syukur Pelantong di Cabangbungin, Kompi II dipimpin Gimin di Kali Asin, Kompi III dipimpin Thoyib Salam di Kampung Bugis, dan Kompi IV dipimpin Abdul Halim di Terusan. Pada perkembangannya, untuk melakukan perlawanan gerilya di Bekasi, Tambun, dan Cikarang, KH Noer Alie menunjuk Marzuki Hidayat sebagai komandan pasukan yang membawahi sekitar 100 orang.

Untuk berkomunikasi keluar markas, digunakan system intelijen, yang tenaganya direkrut dari berbagai lapisan, seperti Lurah Ciung Tanjungair, Shoheh Pondokgede, Akhyar, dan beberapa penduduk disetiap kampung. Catatan Ahmad Muhajir memperlihatkan, seluruh pasukan berikut staf MPHS berjumlah 866 orang. Senjata yang dimiliki terdiri dari 10 Karabjin Jepang, 12 Envil, 1 Bren, 1 Standgun, ratusan golok dan bambu runcing.
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Serial KH. Noer Alie - Pahlawan Nasional dari Tanah Betawi (Bagian VII) | Oleh Ali Anwar "

Posting Komentar