Di Jakarta, Silat Betawi Sulit Masuk Ekstrakulikuler di Sekolah..

Upaya menjaga dan melestarikan budaya tradisional seperti Silat Betawi harusnya menjadi perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, regenerasi multak dalam hal ini, salah satu caranya adalah menjadikan "Silat Betawi" Ekstrakulikuler di Sekolah. Namun sayang seribu sayang, Pihak sekolah yang dalam hal ini berada dibawah Pemprov Jakarta malah terkesan mempersulit. Mari kita simak para pejuang kebudayaan Betawi di BeritaSatu.com memaparkan keterangan-keterangannya...

(kiri-kanan) Zen Hae (penulis), Yahya Andi Saputra (Penggiat kebudayaan Betawi) dan Bachtiar (pimpinan sanggar Si Pitung Rawa Belong) pada jumpa pers SILATurahmi: Maen Pukulan Betawi Dulu, Maen Pukulan Betawi Kini di Jakarta, Selasa (12/8) (sumber: Beritasatu.com)
Sulitnya Silat Betawi Masuk Ekstrakulikuler di Sekolah

Jakarta - Salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya tradisional adalah dengan menciptakan regenerasi. Menurut Bachtiar, pimpinan sanggar Si Pitung Rawa Belong, cara yang paling efektif menciptakan regenerasi untuk silat Betawi adalah dengan menjadikannya ekstrakulikuler di sekolah-sekolah.

Namun, ternyata banyak kendala yang dihadapi sanggar dan perguruan silat Betawi saat ingin masuk ke sekolah.

"Memang saat ini sudah ada beberapa sekolah yang menjadikan silat Betawi sebagai ekstrakuliker, tapi itu juga prosesnya cukup sulit. Kita harus berdebat dulu dengan pihak sekolah," ujar Bachtiar pada acara jumpa pers "SILATurahmi: Maen Pukulan Betawi Dulu, Maen Pukulan Betawi Kini" di Jakarta, Selasa (12/8).

Dilanjutkannya, saat mereka berhasil masuk sekolah, siswa-siswa yang mengikuti sangat antusias. Namun, justru yang menghambat adalah pihak sekolah. Hal itu disebabkan oleh silat Betawi bisa dibilang kalah start atau telat dengan seni beladiri dari luar negeri seperti, karate, tae kwon do dan sebagainya.

Selain itu, dikatakannya, bahwa hambatan lain juga berasal dari pihak pengajar perguruan silat Betawi sendiri. Menurutnya, terdapat beberapa ritual atau syarat yang merupakan kepercayaan spiritual.

"Di masing-masing aliran silat sendiri terdapat beberapa kepercayaan yang tidak biasa, seperti harus membawa ayam putih sebelum latihan silat dan masih banyak lagi. Kalau syarat itu diberlakukan di sekolah ya tentu anak-anak akan kebingungan," terangnya.

Kendala lain untuk meregenerasikan silat Betawi adalah ada beberapa jago atau jawara dari Betawi yang sangat selektif menurunkan jurus silatnya. Bahkan sebagian dari mereka tidak menurunkannya ke anak-anaknya, apalagi orang lain.

"Mereka biasanya takut kelebihan yang diturunkan ke anaknya nanti malah disalahgunakan. Dan kekhawatiran-khawatiran lain," kata Bachtiar.

Penulis: Kharina Triananda/EPR
Sumber : BeritaSatu.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Di Jakarta, Silat Betawi Sulit Masuk Ekstrakulikuler di Sekolah.."

Posting Komentar