Minat Anak Muda Terhadap Silat Betawi Tetap Tumbuh | Oleh Kharina Triananda

Meski menghadapi gempuran modernisasi, perkembangan teknologi dan budaya dari luar negeri, hal itu ternyata tidak mengurangi minat ank-anak muda Betawi untuk mengenal dan memahami seni beladiri Silat Betawi atau yang biasa orang Betawi sebut sebagai maen pukulan.

Menurut Zen Hae, penulis dan pemerhati budaya Betawi, saat ini maen pukulan sudah bertransformasi. Tidak hanya sebagai seni yang membentengi diri, tetapi juga sebagai seni pertunjukan.

"Contoh nyata adalah penampilan palang pintu yang sering kita temui di pernikahan-pernikahan orang-orang asli Betawi," tuturnya pada acara jumpa pers SILATurahmi: Maen Pukulan Betawi Dulu, Maen Pukulan Betawi Kini di Jakarta, Selasa (12/8).

Dilanjutkannya, bahwa budaya silat betawi selalu tumbuh dan saat ini memberikan dampak lain di sisi ekonomi. Dimana para pelaku silat Betawi bisa melestarikan budaya sambil mencari penghasilan melalui atraksi palang pintu.

"Karena memberi keuntungan di sisi ekonomi tersebut, akhirnya maen pukulan tetap tumbuh dan berjalan, bahkan di kalangan anak muda," kata Zen Hae.

Selain itu, lanjut dia, munculnya Organisasi Massa (Ormas) Betawi juga merupakan salah satu upaya atau cara orang-orang Betawi untuk menunjukkan kembali ke-Betawi-an mereka dengan cara berorganisasi dan mobilisasi massa.

Oleh Kharina Triananda

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Minat Anak Muda Terhadap Silat Betawi Tetap Tumbuh | Oleh Kharina Triananda"

Posting Komentar