[Keramahan Betawi] Berteman Dengan @KongRidwanSaidi | Oleh Ramdansyah Bakir


Nih babe umurnya udah 74 tahun, tapi masih jag-jag (gagah) ajah jalannya. Pertemanan dengan babe tidak hanya kemarin, tetapi jauh sebelum diskusi kemarin, kami beberapa kali jumpa. Pernah beliau saya panggil ketika dimintai keterangan terkait isu SARA yang diduga dilakukan salah satu pasangan calon gubernur DKI 2012. Duduk bareng dalam program debat di Indonesia Lawyers Club. Debat di TVRI tanggal 15 Oktober 2012 atau hanya pertemuan kongkow-kongkow di rumah bang Bursah Zarnubi.

Saya dengan babe mungkin sebangun secara akademis dan organisasi. Sama-sama jebolan dari FISIP UI, meski berbeda jauh tahun keluar dan juga beda jurusan. Beliau jurusan politik sementara saya kriminologi. Namun babe pernah di organisasi mahasiswa ekstra kampus di UI bahkan sempat menjadi Ketua Umum tingkat Nasional. Saya juga beraktifitas di organisasi ekstra tersebut dan dipuncak aktifitas kemahasiswaan menjadi pjs Ketua Umum. Terakhir yang tidak kalah penting bangunan yang sama beliau adalah budayawan dan saya coba-coba menjadi seniman. (Jadi seniman koq coba-coba)

Cara berpikir beliau zig zag. Bangunan premis mayor-minornya cukup sempurna tetapi premisnya diluar mainstream. Misalkan kemarin babe menyampaikan bahwa bangsa Aria sudah ada di Indonesia sejak lama, makanya kemudian banyak orang bernama Arya seperti Aryanav Karim Purnama Arya Pandora atau Aryo Danusiri Aryanti Haryono atau Hotel Aryaduta Jakarta dan banyak lagi.....nah loh...jadi kalau orang yang tidak punya bekal sejarah, maka akan menelan saja premis mayor...dan akhirnya dapat menerima penjelasan tanpa reserve...kebenaran sebatas argumen...

Ketika berjumpa di hotel golden pekan ini untuk jadi narasumber saya terperanjat ketika babe dateng jam 07.30 di lobby hotel. Undangan yang kami sampaikan ke babe acara dimulai jam 09.00. Meski rumah jauh babe tidak mau telat, akhirnya 1,5 jam menemani doi di lobi hotel sambil makan pagi. Tentu, saja beliau banyak fans. Sebentar-sebentar ada yang tanya minta konfirmasi karena tidak percaya, "ini yang suka di ILC bukan pak?, kalau yach, saya mau dong foto bersama". Saat itu hotel penuh dengan peserta perbukuan dari seluruh Indonesia. Dengan santun beliau menyalami dan berfoto bersama. Mereka yang berfoto dan saya sempat dengar asalnya adalah dari Aceh, Riau, Klaten, Ujung Pandang selebihnya saya tidak tahu asal usul yang ingin foto bareng.

Meski beliau berpikir zig zag, tetapi tetap kami undang karena kepakarannya soal Negara dan Agama dalam perspektif budaya nusantara. Asyik ketika diskusi sama babe. Saya yang baru mau ambil kertas ditengah dia bercerita langsung disergah, "Ram, ente mau ngapaian, ngasih batesan waktu?. Kan waktu ane masih ada 30 menit lagi!". Buset dah. Saya kan bukan Karni Ilyas, hanya mau menarik diskusi ke arah tema hari itu.

Ada yang lucu juga dalam pertemuan kemarin. Babe percaya bahwa presiden tidak akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 00.00. Saya segera lompar bola, "iya, presiden nggak dilantik pada pukul 00.00, tapi pukul 10.00 siang"...he he he...

Udah be, gitu dulu ajah...semoga dengan sisa umur yang ada, babe masih bisa bikin orang tergelak karena sindiran babe nggak banyak bermuatan kursi dan jabatan. Babe sudah pernah merasakan kursi kepemimpinan nasional, jadi lempar-lempar bola panas dipersilahkan. Eit, ternyata saya salah. Babe rupanya hari Selasa, 14 Oktober 2014 menolak diundang untuk hadir dalam diskusi live ILC. Kenapa?. Jawabnya, "saya nggak mau diadu, pro dan kontra. Kasihan kan publik"....

Yah, betul beh. Debat-debat kusir perlu ditinggalkan. Debat untuk bangun program dan evaluasi program yang perlu ditingkatkan. Etika seorang pemimpin harus dijaga, Kita semua jangan saling lempar permusuhan. Kalau boleh ajak mereka untuk terus berteman...berteman sebagai sesama anggota parlemen, berteman sebagai partai politik, berteman sebagai poros berbeda, berteman sebagai warganegara atau berteman sebagai teman sesungguhnya. Karena berteman tidak perlu bertanya "anda agamanya apa?, ideologi anda apa? partai anda apa? dan pertanyaan apa-apa yang lain dengan penuh prasangka.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "[Keramahan Betawi] Berteman Dengan @KongRidwanSaidi | Oleh Ramdansyah Bakir"

Posting Komentar