Sebagian Kekayaan Masyarakat Betawi Ada di Sini


Mungkin banyak warga Jakarta khusunya yang belum tahu Museum Mohammad Hoesni Thamrin. Padahal, museum yang terletak di Jalan Kenari II, Jakarta Pusat, ini menyimpan catatan perjuangan pahlawan dan tokoh-tokoh masyarakat asal Betawi.

Bangunan museum ini sendiri merupakan hibah dari Mohammad Hoesni Thamrin untuk perjuangan bangsa Indonesia, yang kemudian dikelola pemerintah, khususnya Pemda DKI Jakarta. Museum ini pertama kali dibuka pada tahun 1986.

Selain memajang foto-foto perjuangan MH Thamrin saat menjadi anggota Volksraad, museum ini juga menampung benda-benda pribadi milik putra Betawi yang berjuang menuntut Indonesia Berparlemen saat pemerintah kolonial Belanda berkuasa. "Bangunan ini bukan tempat tinggal Husni Thamrin. Tapi, sebagai pemilik, beliau menghibahkan bangunan ini untuk digunakan kegiatan pergerakan nasional Indonesia," kata Untung, pemandu di museum ini, Kamis (20/2)

Dalam perjalanannya, banyak tokoh pemimpin bangsa yang memanfaatkan tempat ini untuk menggelorakan semangat perjuangan melawan penjajah. Di tempat ini pula pada tahun 1935 diselenggarakan Kongres Rakyat Indonesia. Tahun 1937, gedung ini juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya pemuda Partai Arab Indonesia untuk mengadakan kongres.

Seluruh dokumentasi berupa foto-foto hasil repro tentang kegiatan tersebut serta naskah-naskah pidato MH Thamrin saat di parlemen tersimpan rapi di museum ini.

Catatan sejarah ini tentu punya nilai yang sangat tinggi. Hanya saja tak banyak yang memanfaatkannya.

"Mahasiswa ada beberapa yang pernah datang, tapi jumlahnya tidak banyak," ujar Untung.

Bahkan, jika menghitung jumlah pengunjung, dalam sebulan hanya mencapai angka 100-an orang. Pada Desember 2013 tercatat paling tinggi 180 orang.

"Banyak faktor yang menyebabkan jumlah pengunjung minim. Yang paling utama adalah akses untuk masuk ke lokasi ini. Jalannya terlalu sempit, karena kios pedagang Pasar Kenari. Bahkan, bis saja tidak bisa masuk," ungkap Untung.

Pengelola museum ini mengaku sudah mengeluhkan masalah tersebut ke pihak kelurahan dan kecamatan. Namun hingga berganti-berganti pejabat tak ada yang mampu menuntaskan masalah tersebut.

Karena akses untuk menuju ke museum yang sempit itu membuat museum sepi pengunjung, tak ayal pelataran museum dimanfaatkan untuk fungsi lain. Memasuki pelataran museum, sejumlah kendaraan terpakir di sisi kanan kirinya. Tapi, mobil-mobil itu bukanlah milik pengunjung, melainkan kendaraan warga di sekitar museum yang numpang parkir.

"Ya, sejak banjir beberapa waktu lalu, banyak warga yang nitip mobil di sini," ujar Untung.

Halaman depan Museum MH Thamrin ini memang cukup luas. Pada bagian gerbangnya pun terbilang teduh. Mungkin karena itu juga, warga sekitar merasa nyaman untuk menaruh kendaraan mereka di tempat ini.

Oleh Galuh K Wibie

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebagian Kekayaan Masyarakat Betawi Ada di Sini"

Posting Komentar